Mahasiswa FH Perkenalkan Budaya Indonesia Dalam Program JSP

  • Post category:News

PSIKnews – Beberapa mahasiswa FH UB mengikuti serangkaian agenda Joint Summer Program (JSP) yang diselenggarakan di Universitas Leipzig, Jerman. Selama 8 hari (30 Juni-7 Juli 2013), Luthfy Ramiz, Dessi Susanti Sidabutar, Nabilla Desyalika Putri, Tri Inaya Zahra, Nickita Herzegovina Sumantri dan Nyoman Indra Juarsa mendapatkan pengalaman untuk mengasah pengetahuan terkait Freedom, Property, and Property Rights. Sedangkan Roman Kreusch, Patrick Zobel, Beatrice Dahmen, Maria Kaduk, Moritz Thielicke, Sophie Thimm, Max Mantell, Wibke Liebhart adalah beberapa mahsiswa perwakilan dari Universitas Leipzig yang juga mengikuti JSP kali ini.

Di dampingi oleh 3 dosen pembimbing, yaitu Ikaningtyas, S.H., LLM., Afifah Kusumadara, S.H., LLM., SJD dan Dhiana Puspitawati, S.H., LLM., P.hD., para mahasiswa FH UB mengikuti diskusi terkait tema masing-masing. Sementara itu, Prof. Dr. Hannes Siegrist, Prof. Dr. Christoph Enderst, Prof. Dr. Christian Berger dan Prof. Dr. Markus Kotzur, dipercaya sebagai pemateri perwakilan dari Unversitas Leipzig.

“JSP adalah salah satu program yg worthy banget, mengasah pengetahuan sekaligus mental. Tidak mudah untuk turut aktif diskusi dengan mahasiswa asing, karena diskusinya berbahasa Inggris. Jadi harus paham materi plus menguasai bahasa inggris. Program JSP cocok banget buat mahasiswa FH UB yang mau ‘memaksa’ dirinya untuk keluar dari zona nyaman, dan belajar menjadi mahasiswa yang lebih ‘berisi’ tapi tetep rendah hati. Mayoritas materi yang kami sampaikan (mahasiswa FH UB) adalah hal yang baru bagi temen-temen di Leipzig, begitu juga sebaliknya. Menurut mereka, Indonesia adalah negeri yang kaya akan budaya, its so amazing. Bahkan ada yang excited dan tanya-tanya terus tentang hak ulayat, masyarakat adat di Indonesia, dan sebagainya.” Ungkap Nabilla, salah satu mahasiswa peserta JSP.

Tujuan dari JSP ini sendiri adalah untuk mengembangkan dan memperkaya pengetahuan dari kedua negara, baik Indonesia maupun Jerman. Selain mendapatkan materi di dalam kelas, para peserta JSP juga berkesempatan mengikuti city tour di Berlin. Di akhir acara, kedua belah pihak bertukar souvenir dan kenang-kenangan. (alfa)

PSIKnews – Beberapa mahasiswa FH UB mengikuti serangkaian agenda Joint Summer Program (JSP) yang diselenggarakan di Universitas Leipzig, Jerman. Selama 8 hari (30 Juni-7 Juli 2013), Luthfy Ramiz, Dessi Susanti Sidabutar, Nabilla Desyalika Putri, Tri Inaya Zahra, Nickita Herzegovina Sumantri dan Nyoman Indra Juarsa mendapatkan pengalaman untuk mengasah pengetahuan terkait Freedom, Property, and Property Rights. Sedangkan Roman Kreusch, Patrick Zobel, Beatrice Dahmen, Maria Kaduk, Moritz Thielicke, Sophie Thimm, Max Mantell, Wibke Liebhart adalah beberapa mahsiswa perwakilan dari Universitas Leipzig yang juga mengikuti JSP kali ini.

Di dampingi oleh 3 dosen pembimbing, yaitu Ikaningtyas, S.H., LLM., Afifah Kusumadara, S.H., LLM., SJD dan Dhiana Puspitawati, S.H., LLM., P.hD., para mahsiswa FH UB mengikuti diskusi terkait tema masing-masing. Sementara itu, Prof. Dr. Hannes Siegrist, Prof. Dr. Christoph Enderst, Prof. Dr. Christian Berger dan Prof. Dr. Markus Kotzur, dipercaya sebagai pemateri perwakilan dari Unversitas Leipzig.

“JSP adalah salah satu program yg worthy banget, mengasah pengetahuan sekaligus mental. Tidak mudah untuk turut aktif diskusi dengan mahasiswa asing, karena diskusinya berbahasa inggris. Jadi harus paham materi plus menguasai bahasa inggris. Program JSP cocok banget buat mahasiswa FH UB yang mau ‘memaksa’ dirinya untuk keluar dari zona nyaman, dan belajar menjadi mahasiswa yang lebih ‘berisi’ tapi tetep rendah hati.
Mayoritas materi yang kami sampaikan (mahasiswa FH UB) adalah hal yang baru bagi temen-temen di Leipzig, begitu juga sebaliknya. Menurut mereka, Indonesia adalah negeri yang kaya akan budaya, its so amazing. Bahkan ada yang excited dan tanya-tanya terus tentang hak ulayat, masyarakat adat di Indonesia, dan sebagainya.” Ungkap Nabilla, salah satu mahasiswa peserta JSP.

Tujuan dari JSP ini sendiri adalah untuk mengembangkan dan memperkaya pengetahuan dari kedua negara, baik Indonesia maupun Jerman. Selain mendapatkan materi di dalam kelas, para peserta JSP juga berkesempatan mengikuti city tour di Berlin. Di akhir acara, kedua belah pihak bertukar souvenir dan kenang-kenangan. (alfa)