7th Human Rights Conference di Fakultas Hukum UB Hadir Untuk Perjuangkan Hak Asasi Manusia

You are currently viewing 7th Human Rights Conference di Fakultas Hukum UB Hadir Untuk Perjuangkan Hak Asasi Manusia
Opening Ceremony 7th Human Rights Conference di Fakultas Hukum UB

Malang, FH UB – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (FH UB) menjadi tuan rumah acara tahunan 7th Human Rights Conference yang diadakan pada tanggal 28-29 Agustus 2024. Konferensi ini mengusung tema “Human Rights and Sustainable Development in Asia and The Pacific” dan dihadiri oleh lebih dari 300 presenter dari lebih dari 25 negara. Acara ini berlangsung selama dua hari, dengan tujuan utama untuk membahas, mendebat, dan bertukar ide mengenai pengembangan dunia yang lebih baik melalui perlindungan hak asasi manusia.

Acara ini dibuka dengan resmi pada pagi hari tanggal 28 Agustus 2024, setelah sebelumnya para tamu telah menikmati jamuan makan malam penyambutan yang informal pada malam sebelumnya. Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Dr. Aan Eko WIdiarto, S.H., M.Hum., menyampaikan harapannya agar konferensi ini dapat memberikan dampak signifikan terhadap kemajuan perlindungan hak asasi manusia.

“Melihat jumlah akademisi yang terlibat dalam acara ini, saya berharap konferensi ini akan membawa dampak positif terhadap kemajuan perlindungan hak asasi manusia,” ujar Aan.

Dekan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Dr. Aan Eko WIdiarto, S.H., M.Hum., membuka konferensi

Konferensi ini juga diwarnai oleh diskusi mendalam mengenai isu-isu hak asasi manusia yang mendesak, termasuk situasi di Palestina. Dalam sambutannya, Dekan FH UB menyampaikan keprihatinan mendalam atas tindakan yang melanggar hak asasi manusia dan hukum internasional, khususnya terkait dengan Palestina.

“Kita tidak bisa diam dalam menghadapi penindasan yang terang-terangan seperti ini. Diam berarti berkomplot, dan kita harus bersatu dalam menyerukan keadilan, perdamaian, dan perlindungan hak asasi manusia untuk semua,” tegas AAn.

Konferensi ini akan membahas 11 topik hak asasi manusia melalui 66 sesi diskusi, di mana para akademisi dan praktisi dari berbagai latar belakang diharapkan dapat berkontribusi dalam mencari solusi atas tantangan-tantangan yang ada.

Acara ini menegaskan komitmen FH UB dan para akademisi yang hadir untuk terus memperjuangkan hak asasi manusia dan mewujudkan perdamaian yang berkelanjutan, tidak hanya di Asia dan Pasifik, tetapi juga di seluruh dunia. (Rma/Humas FH)