KP BEM Gelar Dialog Publik Memperingati Harkitnas

  • Post category:News

Malang, PSIKnews – Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) selalu diperingati setiap tanggal 20 mei. Tanggal 20 mei dipilih sebagai peringatan Harkitnas untuk mengenang berdirinya organisasi pemuda Budi Utomo. Banyak cara yang dilakukan untuk memperingati Harkitnas tersebut, salah satunya adalah dengan mengadakan seminar.

Salah satu lembaga yang turut memperingati Harkitnas adalah BEM FH UB. Melalui Kementerian Kebijakan Publik (KP), BEM mengadakan dialog publik dengan tema “Refleksi Hari Kebangkitan Nasional dengan Mewujudkan Aksebilitas Hak atas Pendidikan Di Indonesia.” Bertempat di ruang Auditorium lt. 6 gedung A (29/5), agenda tersebut berupaya memberikan gambaran tentang buramnya dunia pendidikan Indonesia di tengah euforia Harkitnas. Hadir sebagai pemateri, yaitu Arga Adi Yuono (Indonesia Mengajar), Ali Fauzi dan Ngesti Dwi Prasetyo, SH. M.Hum (Praktisi Hukum sekaligus dosen FH UB). Para pemateri menyampaikan fakta mengenai kondisi empiris pendidikan di Indonesia, terlebih untuk daerah terluar wilayah Indonesia. Meskipun alokasi dana dari APBN telah mencapai 20% untuk pendidikan, namun pendidikan gratis dan berkualitas tetap saja tidak bisa dinikmati oleh masyarakat.

Selain untuk melihat kondisi faktual mengenai pendidikan di Indonesia, agenda kali ini juga mencoba mengkritisi kebijakan pemerintah terkait penentuan biaya atau nominal di beberapa jenjang pendidikan formal. Tak hanya itu saja, distribusi bantuan dana pendidikan juga dirasa tidak cukup merata. Dialog kali ini tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa fakultas hukum saja, namun juga mahasiswa dari beberapa fakultas di lingkungan Universitas Brawijaya serta perwakilan mahasiswa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Mereka mayoritas memberikan apresiasi dan respon positif terhadap kegiatan ini.

“Acara sangat bagus, dan jarang-jarang sekali diadakan dialog publik mengenai pendidikan. Lebih ditambah saja waktu untuk pertanyaan dan dialognya” Ungkap Vicky Dwi Wicaksono, mahasiswa FH UB.

“Harapan kami, dengan diadakannya dialog publik ini, akan muncul sebuah pemikiran-pemikiran kritis dan solutif sebagai upaya untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Karena pendidikan yang baik dan berkualitas merupakan investasi SDM yang paling berharga” Ujar Maulana Zakky Syabbani, selaku ketua pelaksana acara.

Dengan diadakannya kegiatan seperti ini, diharapkan mahasiswa bisa menjalankan peran dan fungsinya sebagai agent of change untuk masyarakat. Mahasiswa diharapkan lebih peka terhadap bangsa dan negaranya, khususnya lebih peduli pada dunia pendidikan yang masih kurang merata di wilayah-wilayah terpencil. Sehingga, muncullah gagasan-gagasan baru untuk menjadikan dunia pendidikan Indonesia lebih baik lagi dari sebelumnya. (RH/RT/alfa68)